Selasa, 28 Februari 2012

Jadilah Berkat

"Biarlah mereka yang mendukung yang benar dan yang menyukai ketulusanku bersorak kegirangan dan bersukacita serta berkata senantiasa, 'Biarlah Tuhan diagungkan, Dia menyukai kemakmuran hamba-Nya' " (Mazmur 35:27, The Amplified Bible)


Jika kepercayaan tradisi telah mengajarkan kita bahwa Tuhan menginginkan kita miskin dan tertindas, maka saya membawa berita baik bagi kita semua hari ini. Alkitab menyatakan  "Tuhan menyukai" kemakmuran kita. Tuhan menginginkan kita menjadi lebih makmur.

Bukan hanya dalam segi keuangan , melainkan juga dalam segi kehidupan kita. Roh, jiwa, dan tubuh. Tidak menjadi soal mengenai tempat dan jati diri kita. Tuhan ingin melihat kita dibebaskan dari setiap keadaan yang sulit.

Mengapa demikian? Karena DIA mengasihi kita dan DIA mempunyai tugas bagi kita. DIA ingin kita turut memenuhi kebutuhan umat manusia dan DIA tau benar bahwa kita tak dapat memberikan sesuatu yang tak dapat kita miliki. Kita tak dapat menyumbang untuk penyebaran Injil atau memberi makanan bagi para penderita kelaparan bila kita tidak mempunyai uang. Kita tak dapat pergi meletakkan tangan atas orang sakit bila kita sedang terbaring di rumah sakit. Kita tidak dapat membagi sukacita kepada orang lain bila kita dilanda kesedihan. Tidak !!! Kita harus diberkati agar kita menjadi berkat.

Jika kita sungguh-sungguh ingin memperoleh kekayaan Tuhan hari ini, bertekadlah untuk menjadi berkat bagi orang lain, maka sebelum kita menyadarinya, kita akan menerima lebih banyak dari Tuhan daripada yang pernah kita impikan.

Itulah yang telah terjadi atas diri saya. Saya memutuskan bertahun-tahun yang lalu untuk menjadi seorang pemberi. Saya mengembangkan suatu gaya hidup untuk memberi. Hari ini saya benar-benar "hidup untuk memberi" dan saya tidak keberatan untuk mengatakan kepada Anda bahwa Tuhan memberkati saya dengan berkat yang berlimpah ruah.

Dia akan melakukan hal serupa bagi Anda jika Anda mau menjadi hambanya , jika Anda mau menyerahkan waktu, uang dan kasih Anda bagi orang-orang yang membutuhkannya. Jadilah seorang pemberi - maka Tuhan akan senang untuk memakmurkan Anda.

Bacaan Alkitab : Kejadian 12 :1-4 dan Kejadian 13: 1-4

Selasa, 21 Februari 2012

Mike Mohede - Kemenangan Bersama Tuhan

      


"semua yang kita capai ini adalah karena Tuhan dan oleh Tuhan belaka, sehingga kita sama sekali tidak mempunyai alasan untuk menyombongkan diri"


      Saya belajar menyanyi sejak saya berusia 6 tahun. Awalnya saya diajari menyanyi oleh almarhum ayah saya yang walaupun bukan seorang penyanyi profesional, tetapi beliau gemar menyanyi. Kemudian saya mulai terjun didalam dunia tarik suara melalui paduan suara (choir) di gereja saya, namun saya masih belum berani menjadi seorang solis (penyanyi solo).

      Saat saya berusia 11 tahun, saya sangat suka mendengarkan lagu-lagu John Tanamal, Michael Jackson, Boys 2 Men, dll, dan dari situ saya mulai menyadari bahwa Tuhan memberikan talenta menyanyi kepada saya.

     Ternyata didalam perjalanan saya menggeluti dunia tarik suara ini, saya banyak diprotes oleh Tuhan. Pada awalnya saya kurang percaya diri pada waktu harus menyanyi solis (sendiri). Saya hanya mau menyanyi didalam acara-acara keluarga. Pada saat masa-masa di SMP dan SMA saya sempat menjadi seorang drummer.

     Ketika melanjutkan ke perguruan tinggi, saya mengambil jurusan Sastra Jepang. Tetapi saya menjalani masa kuliah dengan kurang bersemangat, sampai suatu hari saya dan keluarga harus menerima suatu kenyataan pahit cukup berat, ketika papa dipanggil menghadap Tuhan. Padahal papa merupakan tulang punggung di dalam keluarga kami, karena itu kepergian papa membuat kami semua terpukul. Hubungan saya dengan papa sangat dekat, dan yang sangat saya sesalkan, sampai dengan saat papa dipanggil Tuhan saya belum pernah menunjukkan sesuatu yang berarti buat papa saya, apakah itu prestasi ranking satu disekolah, atau apalah yang bisa membanggakan papa saya. Tidak hanya sampai disitu, saya melihat satu kenyataan yang cukup menyesakkan, mengharukan dan menyedihkan di mana saya melihat mama saya, harus membanting tulang untuk mencari uang bagi anak-anaknya. Saya melihat kenyataan itu berlangsung sampai tahun 2002 dimana kakak saya juga dipanggil Tuhan.

     Sebagai seorang anak laki-laki saya semakin merasa kasihan melihat ibu saya harus membanting tulang mencari nafkah untuk kami semua. Saya terdorong untuk bisa membantu, paling tidak dengan mencari nafkah untuk diri sendiri dan tidak menjadi beban keluarga. Suatu hari saat saya berdoa, saya mendengar sebuah suara Tuhan yang mengatakan : "Tenang Mike, biar perlahan tetapi pasti".

    Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, Ia tidak tuli, Ia tidak buta, dan Ia tidak pernah memalingkan muka sekalipun, Dia dengan doa saya. Sungguh dahsyat kuasa doa, apalagi doa seorang ibu untuk anaknya itulah yang saya rasakan betul-betul selalu membantu saya didalam meniti langkah.

     Akhirnya saya memohon kepada mama untuk berhenti kuliah dan mengambil kursus vokal saja. Karena selain saya merasa bahwa itu bukan panggilan untuk saya, saya juga tidak ingin terlalu menjadi beban buat keluarga. Saya mengambil kursus vokal tersebut selama satu setengah tahun lamanya, dan disana saya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dengan saya, yaitu belajar mencari nafkah. Dan apapun yang saya raih, yang saya peroleh ataupun yang saya kehilangan, selalu saya ceritakan kepada mama.

Mike Mohede
      Suatu hari saat saya mengisi suatu acara bersama sebuah band, kami mendapati ada satu orang yang begitu antusias melihat penampilan kami. Ketika pengunjung lain bertepuk tangan, yang rasanya hanya untuk formalitas, tidak demikian halnya dengan orang tersebut, ia memberikan tepuk tangan dengan sangat bersemangat. Setelah kami selesai manggung baru kami mengetahui bahwa orang tersebut adalah Peter Ghonta, dan akhirnya kami diminta mengisi secara teratur di Jamz. Disitu Tuhan banyak sekali buka jalan buat saya yang tidak pernah terpikirkan oleh akal sehat saya sebagai manusia.

Peter Ghonta

       Suatu hari kami diminta untuk bermain di Java Jazz. Bagi seorang musisi, apalagi musisi pemula seperti saya, hal itu merupakan kebanggaan tersendiri boleh tampil di acara sebesar itu. Siapa sebenarnya kami sampai mendapatkan penghargaan yang sebegitu tinggi, itu semua tidak lain adalah semata-mata karena pertolongan dan kebaikan Tuhan belaka.

    Ibarat pion catur yang dijalanin, saya juga merasa Tuhan yang mengatur dan menjalankan hidup saya, Saya yang semula memiliki keinginan untuk menjadi seorang waiters atau seorang pelayan restaurant, ternyata Tuhan merancang yang lain.

     Pada tahun 2004 saya mencoba untuk mendaftar di acara Indonesia Idol, tetapi ternyata saya terlambat untuk menyerahkan formulirnya sehingga saya tidak bisa mengikutinya. Saya merasa bahwa Tuhan belum mengijinkan saya untuk mengikutinya. Pada tahun 2005, saat pendaftaran Indonesia Idol yang kedua dibuka, saya justru sudah melupakannya.


       Suatu hari saat saya pulang ke rumah di meja saya dapati panggilan dari Indonesia Idol untuk melakukan audisi. Saya terkejut, dan saya lihat lagi di bagian namanya dan benar yang tercantum di surat panggilan adalah nama saya. Setelah saya tanya-tanya, ternyata mama yang mendaftarkan saya di acara Indonesia Idol ini. Sungguh luar biasa kasih seorang ibu.

      Saya memasuki ruang audisi, saya lolos audisi tersebut, dan dapat melangkah ke babak-babak selanjutnya dengan lancar. Tetapi tiap kali saya mendapati kesulitan, ujian, dan rintangan, saya selalu berpegang pada firman Tuhan yang berbunyi : "jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?"

    Pada saat grand final saya tidak menyangka bahwa saya yang akan menjadi pemenang dari Indonesia Idol yang kedua. Seperti yang mama selalu bilang kepada saya bahwa semua yang kita capai ini adalah karena Tuhan dan oleh Tuhan belaka, sehingga kita sama sekali tidak mempunyai alasan untuk menyombongkan diri.


Riwayat hidup Mike Mohede : http://id.wikipedia.org/wiki/Mike_Mohede

Senin, 20 Februari 2012

Pandanglah ke Atas


"Ingatlah selalu akan DIA yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa" (Ibrani 12:3)



Tuhan menunjukkan bahwa sikap kelemahan berusaha menyusupi hidup kita pada masa kini melalui semua tekanan dan berita buruk yang mengepung kita. Sikap kelemahan ini mengalihkan pandangan kita dari firman Tuhan dengan menghujani kita dengan kekuatan-kekuatan negatif. Sikap ini mengajak kita untuk memandang ke bawah pada kekalahan, bukannya ke atas ~ kepada Tuhan.

Jika kita membiarkan hal itu terjadi, maka manusia rohani kita akan mulai kehilangan kuasanya dan firman memberitahukan tentang akibatnya. Disebutkan bahwa kita akan "menjadi lemah dan putus asa".

Yesus mengungkapkannya dalam Markus 4. Dia berkata, bila kekwatiran didunia ini merasuki hati dan pikiran kita, maka itu akan menghimpit firman dan menyebabkannya tidak berbuah. Dan karena iman kita adalah hasil dari firman, maka itu berarti iman kita akan layu. Begitu hal itu terjadi, maka kita akan menghadapi bencana.

Apakah yang Anda lakukan untuk menghentikan reaksi kelemahan ini?

Pandanglah ke atas! Arahkan kembali mata kita kepada Tuhan. Saya ingat dilapangan lomba atletik bahwa bila seorang lawan membiarkan kepalanya tertunduk, dia tidak lagi berbahaya. Dengan mudah dia dapat dikalahkan. Jadi, tegakkanlah kepala Anda. Teruslah memandang kepada Tuhan yang telah menyempurnakan iman kita. Ingatlah akan Dia dan jangan ingat akan kekwatiran dunia ini. Ingatlah akan hal-hal yang diucapkan Tuhan dalam firmanNya. Hendaklah kita digerakkan oleh buah pikiran Tuhan. Biarlah pemikiranNya menjadi pemikiran kita.

Pandanglah ke atas! Palingkan pandangan dari semua keadaan disekitar kita dan arahkan mata kita pada sumber surgawi. Jangan takut bahwa kita akan kehilangan segala-galanya. Tuhanlah sumber kita, bukan dunia ini. Dia dapat memelihara kita tanpa menghiraukan semua yang terjadi di sekeliling kita.

Jika Anda menjadi lemah akhir-akhir ini, mulailah mengangkat mata Anda. Tegakkan kepala Anda dan jangan menunduk. Tuhan ada di atas. Iblis ada dibawah.